Sosial Media
0
News
    Home Pendidikan

    Efektivitas Online vs In-Person Training untuk Sekolah Vokasi

    "Beberapa efektivitas online training bila dibanding dengan pelatihan in-person atau tatap muka yang konvensional."

    3 min read

    Jauh sebelum pandemi, sistem pelatihan berbasis online sebenarnya sudah ada. Namun, tren tersebut memang mengalami lonjakan signifikan sejak berlakunya karantina akibat pandemi. 

    Pada awalnya, memang banyak pihak yang meremehkan dan bahkan meragukan efektivitas online training bila dibanding dengan pelatihan tatap muka yang konvensional. 

    Namun, berdasarkan riset dan analisis yang lebih mendalam, faktanya justru sebaliknya.

    Efektivitas Online Training vs In-Person Training untuk Sekolah Vokasi

    Efektivitas dari Segi Proses

    Dilihat dari prosesnya, pihak sekolah akan lebih kerepotan mengurus pelatihan tatap muka. Karena, selain menyiapkan materi dari pelatihan itu sendiri, mereka juga harus menyiapkan ruangan dan peralatan untuk mengakomodasi banyak orang. 

    Jika durasi latihannya panjang, mereka juga harus repot menyiapkan konsumsi. Bahkan, transportasi pelatih dari luar pun perlu menjadi perhatian.

    Ketika pelatihan diubah menjadi sistem online, ada banyak urusan pendukung yang bisa dieliminasi. Untuk urusan logistik, sekolah hanya perlu menyiapkan perangkat dan koneksi internet bagi pelatihnya saja. 

    Sehingga, pihak guru bisa jauh lebih fokus pada proses penyampaian materinya saja, misalnya dengan membuat file presentasi dan sebagainya.

    Online training juga memberi kesempatan bagi murid untuk mengulang sendiri video pelatihan jika masih kurang paham. Berbagai bahan ajar pun diberikan untuk mempermudah proses itu. 

    Dengan begini, murid bisa lebih mandiri dalam belajar. Dengan kata lain, beban guru untuk mengulangi mengajarnya pun bisa berkurang secara signifikan.

    Efektivitas dari Segi Biaya

    Hilangnya berbagai urusan logistik dan pendukung juga berarti menurunnya anggaran secara drastis. Meskipun pihak sekolah perlu mengeluarkan modal untuk kuota internet, angka tersebut masih tidak seberapa dibanding pengeluaran lainnya yang bisa dipangkas. 

    Bayangkan saja, tidak ada lagi dana untuk konsumsi, listrik operasional, upah tambahan, sewa tempat, dan lain sebagainya.

    Penghematan biaya akan memberi manfaat yang jauh lebih besar baik bagi pihak sekolah maupun murid. Di satu sisi, pihak sekolah bisa meraup keuntungan lebih besar. Namun, di sisi lain, para murid juga terbantu dengan biaya pendidikan yang jauh lebih rendah.

    Efektivitas dari Segi Hasil

    Tentu saja, efektivitas online training yang paling perlu dilihat adalah dari segi hasilnya. Dalam hal ini, parameter yang digunakan tidak bisa hanya berupa perasaan saja. 

    Oleh sebab itulah, sebaiknya kita merujuk pada riset ilmiah yang telah banyak diselenggarakan oleh berbagai profesional dalam berbagai bidang industri.

    Hasilnya pun tepat seperti yang dirasakan banyak orang. Hampir semua studi menunjukkan bahwa efektivitas online training memang bisa sebaik in-person training, termasuk untuk level mahasiswa dan pelajar.

    Bahkan, kesimpulan ini pun sudah ada jauh sebelum pandemi. Salah satunya bisa Anda lihat pada riset yang dilakukan oleh Eastern Kentucky University di Amerika Serikat pada 2010 silam

    Riset tersebut mengukur dan membandingkan hasil dari pelatihan secara online, tatap muka, dan campuran. Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan dari ketiga metode tersebut.

    Preferensi Peserta Training

    Bila disuruh memilih, bahkan para murid dan mahasiswa pun kebanyakan akan lebih memilih sistem online. Ada banyak sekali hal yang menjadi alasan mereka. Berikut adalah beberapa di antaranya:

    • Pengeluaran untuk online training lebih murah karena selain tarifnya yang lebih rendah, mereka juga tidak perlu mengeluarkan uang untuk transportasi dan akomodasi.
    • Murid lebih bebas memilih tempat latihan yang dirasa nyaman baginya.
    • Beberapa program pelatihan bahkan memberi fleksibilitas waktu dan tempo pembelajaran agar bisa disesuaikan dengan kemampuannya sendiri.
    • Dengan memanfaatkan rekaman kelas, file presentasi, video peragaan, dan berbagai literatur yang dibagikan guru, murid yang merasa kurang paham bisa mengulangi lagi proses pelatihannya.
    • Pelajarannya kadang lebih efektif ketimbang in-class training, sehingga murid bisa lebih mudah memahaminya.
    • Murid menjadi lebih termotivasi untuk disiplin dan berlatih hingga benar-benar mahir.

    Tren Penerapan Metode Online Training

    Bagi pihak penyelenggara pendidikan, faktor yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan sebuah program pelatihan adalah biaya, mutu, dan waktu. 

    Berhubung ketiganya terbukti unggul dalam metode online training, maka sekolah vokasi tak perlu lagi ragu untuk menyelenggarakannya. Apalagi, para murid pun terbukti lebih menyukai opsi ini.

    Kesuksesan online training bahkan juga dirasakan untuk lembaga lainnya. Perusahaan besar yang kerap memberikan training rutin kepada karyawannya pun semakin banyak yang bertransisi ke metode daring. 

    Instansi pemerintahan pun juga ikut mulai rajin menyelenggarakan hal semacam ini, baik untuk para aparatur negara, PNS, maupun rakyat.

    Pada saat ini, pandemi dapat dikatakan agak surut. Kita dapat melihat beberapa lembaga pendidikan pun sudah mulai mengadakan offline training lagi seperti sedia kala. Namun, tak sedikit pula lembaga yang memutuskan untuk terus melanjutkan praktik online teaching.

    Proses digitalisasi sudah banyak terjadi pada hampir di setiap jenis industri, tak terkecuali pada bidang pendidikan. Dengan efektivitas online training yang sudah tidak diragukan lagi, hampir dapat dipastikan bahwa praktik ini akan tetap tumbuh subur bahkan setelah pandemi benar-benar hilang sekalipun.

    Komentar

    Kami mungkin memperoleh komisi ketika Anda mengklik tautan ecommerce dan membeli barang.
    Info lebih lanjut.

    Additional JS